FINIA.CO.ID | WE IS THE NEXT INSPIRATION FOR INDONESIA

WELCOME IN A NEW MEDIA ONLINE IN DOMAIN WWW.FINIA.CO.ID FINIA.CO.ID | WE IS THE NEXT INSPIRATION FOR INDONESIA

Selasa, 11 November 2014

Tiga Surga di Curug Nangka #1

Posted By: Brian Aryanto - 00.05
Sebentar lagi pagi, dan pagi ini berbeda dengan pagi kemaren, karena pagi ini ku ingin mencari surga yang tersembuyi di belahan bumi tuhan. surga dunia yang aku dambakan bukanlah sebuah surga yang penuh bidadari, alunan lagu merdu maupun limpahan perhiasan dunia (maaf saya munafik hehehe), saya hanya mencari sebuah tempat yang bisa memberi saya ketenangan dan tempat itu akan saya sebut surga. 
Jalan menuju surga ternyata tidak mudah dan memang benar-benar tidak mudah, butuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan menuju surga, tapi saya yakin dalam cobaan pasti ada manfaat dan pendewasaan diri.

#1.cobaan pertama saya adalah tidak punya uang, tapi saya yakin, uang bukanlah segala galanya karena masih ada Tuhan, dan tuhan memberi saya banyak teman dan dari teman saya itulah saya dapat banyak pinjaman uang dan malahan lebih dari cukup, "benar Tuhan itu maha pemurah"
#2. Cobaan ke dua adalah jadwal yang molor, dan tetap saya saya bawa santai, karena pasti ada hikma dan manfaatnya. Pagi itu aku menjemput teman homoanku, yaitu mas Kamal pengasuh blog www.wisataindonesia.biz, "homoan?" yaaa setidaknya itulah kata teman-teman yang melihat saya yang selalu bersama dia, dan memang kalo boleh diakui dalam kurun waktu tiga tahun ini, waktu saya banyak bersamaaan dengan dia, karena selain sahabat dia juga teman sepekerjaan dan mungkin dari situlah saya dianggap pacaran, tapi sudahlah, kata orang dulu "biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap mencari surga. Ternyata didalam cobaan jadwal yang molor, tersuguhkanlah kopi hangat yang membuat saya semakin gairah. yaaa ini lah hikmahnya jika menjadi seorang sabar menungguh.
kami sudah berkumpul empat orang, si Kamal dengan pasangannya dan aku dengan pasanganku si Agus. jam tujuh pagi kami memutuskan untuk berangkat dan memutuskan untuk ke Curug Nangka, sebuah destinasi yang menurut informasi sangat oke, yaaa mungkin disana ada surga. 

Tersesat Dengan Sengaja
Dalam perjalanan kami yang berliku untuk menemukan curug Nangka, kami tersesat ke Curug Luhur, sebenarnya kami sudah dikasih tau bahwa jalan yang kami tuju itu jalan menuju Curug Luhur yang kurang lebih satu kilo meter dan kalo ke Curug Nangka akan menempuh jarak 6 Kilo meter, maka kami dengan sengaja menuju ke Curug Luhur dengan harapan bisa melihat suasana yang tenang, indah dan bernuansa alam. Tiba di Curug Luhur, suasananya jauh dari apa yang kami harapkan, suasana alamnya sudah banyak di modifikasi dan jauh dari suasana alam serta ongkos masuknyapun saya kira sangat mahal.
Kami hanya foto-foto sebentar diluarnya dan melihat sekeliling dan memutuskan untuk mencari Curug Nangka. Dengan gembira kami keluar dari parkiran Curug Luhur dan menuju Curug Nangka, yaaaa meskipun Curug Luhur kurang memenuhi hasrat kami, tapi kami setidaknya sudah pernah kesana dan mendapatkan sesuatu dari Curug Luhur, yaitu sebuah keluhuran hati untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain karena ini adalah pilihan kami, pilihan untuk Tersesat Dengan Sengaja ke Curug Luhur.

Menuju Curug Nangka

Menurut info, bahwa Curug Nangka Tidak jauh dari Curug Luhur. Ternyata benar, Curug Nangka tidak Jauh dari Curug Luhur dan Sampailah kami di gerbang masuk ke area curug Nangka dan kami membayar Rp 7.500 yang seharusnya untuk satu orang, ternyata penunggu gerbang tiket mengatakan bahwa nanti masuk lagi dan ada pembayaran Rp 7.500 lagi. Dalam hati saya berprasangka dan dalam fikiran saya mengingat-ingat kalo gak salah seharusnya  cuman bayar Rp 7.500 sekali saja dan mengapa untuk pembayaran yang ke dua tidak ada tanda bukti tiket atau informasi pembayaran dan lain-lain, tapi sudahlah saya gak mau fikir panjang masalah bayar membayar, toh saya sudah dapat hutangan duit yang lebih dari cukup, biar alam saja yang menjawab.

Merasakan Hawa Surga 
Disini saya merasakan hawa surga, udaranya segar, jalan yang bagus, dan pepohonan hijau yang subur dan beberapa dari kita mengabadikan kesempatan ini untuk berfoto-foto. dan tidak jauh dari situ kami sudah melihat banyak mobil dan motor yang diparkir, maka kami yakin bahwa Curug Nangka sudah dekat dan harapan saya, bahwa di Curug Nangka nantinya akan ada Surga, yaitu sebuah tempat yang bisa memberi saya ketenanga.
Setelah mendapat informasi ternyata kami harus turun ke bawah sebelah kanan dari pintu masuk dan menyusuri sungai untuk sampai pada Curug nangka karena sungai ini merupakan bagian atas (hulu) dari Curug Nangka yang mana airnya mengalir ke bawah membentuk air terjun dan mengalir lagi menjadi sungai ini. ternyata seruh banget karena harus menyusuri sungai dan saya semakin yakin bahwa disini akan ada surga seperti yang saya maksud, ditambah lagi bahwa bahwa saya mendapat teman yang banyak banget, dari tulisan di baju mereka yang kompak banget, saya melihat tulisan Lancaster, mungkin itulah nama group mereka, yaitu Lancaster. Jujur saya tidak tau makna dari Lancester, tapi saya tau mengenai kekompakan mereka, kereenn. Sempat berfikir saya ingin bergabung dengan mereka, tapi saya perhatikan ternyata member mereka semuanya Perempuan sehingga saya agak segan dan jujur banyak dari mereka dan hampir semua dari member lancaster,  saya naksir, soalnya mereka orangnya enjoy, cakep-cakep dan manis-manis. tapi keinginan saya untuk naksir mereka saya endapkan dalam-dalam ke lubuk hati, karena saya melihat hampir semua baju yang di pake mereka ada tulisan yang intinya kita boleh tanya apa saja kecuali "Jangan Tanya Kapan Kawin!"(ngenes) tapi saya yakin, ini sebuah pertanda bahwa surga itu sudah dekat, karena banyak bidadari di sekelilingku yaitu anak-anak lancaster (gombal) .

kurang lebih selama 15 menit menyusuri sungai, bebatuan dan diantara himpitan tebing, seolah kami berjalan di alam lain, dikarenakan suasananya sangat berbeda. 
Setelah rasa penasaran dan kedamaian bercampur aduk, terlihatlah sebuah reruntuhan air yang jatuh diantara lingkaran tebing, jatuh dengan tenang seolah angin dari senjutahan jemari Tuhan turun ke Bumi, untuk menyentuh tangan tangan hambanya yang menengadah (halah sok puitis), yaah inilah surga tuhan yang pertama dalam expedisiku di Curug Nangka dan surga itu juga bernama curuk nangka.
 Ku bernafas dalam-dalam membiarkan segala hembusan udara memasuki rongga dada serta aku biarkan serpihan air yang lembut mendinginkan segala raga dan menyejukkan jiwa. Tuhan, disinilah ku temukan kedamaian, dan disinilah ku temukan surgamu. Tak lama kemudian aku teringat dengan bidadari-bidadari Lancaster (belum ada bukti yang valid mengenai gender mereka, tapi anggaplah mereka perempuan dan sebagai bidadari hehehe). Oh iya, bidadari yang perkasa dan menarik itu aku ajak berfoto ria dalam naungan selembar spanduk yang sedang aku junjung sebagi naungan motivasi, yaitu sapanduk Wonderful Java. Setelah Berfoto ria, aku baru menyadari, dalam keindahan sorga yang diturunkan Tuhan ke Bumi, Tuhan menciptakan pula mahluk-mahluk yang sempurna, sebagai kaca benggala, bahwa sang pencipta lebih sempurnah. dalam kedamaian surga Tuhan di Curug Nangka, aku merasa, dalam lumuran dosa-dosa hambanya ternyata Tuhan masih memberikan sesuatu yang indah, yang patut untuk dicari, diperjuangkan dan di sukuri. ini baru awal, karena disini masih ada dua tempat yang aku anggap sebagai surga.

Sebelum melangkah untuk Surga selanjutnya, dalam hati aku berteriak dengan rasa syukur thanks god i'm traveller

Selasa, 30 September 2014

Alam Dan Sumatera Barat

Posted By: Brian Aryanto - 20.19
"Sumatera Barat, destinasi yang harus kalian jelajahi" menurut saya adalah sebuah kata pembuka yang pantas untuk menggambarkan kekaguman dan rasa kangen saya untuk kembali ke Sumatera Barat.

Subuh itu di Bandara Soekarno Hatta, saya janjian dengan beberapa temen untuk memulai trip ke Sumatera barat, tidak ada perasaan senang, suka maupun penasaran, karena di benak saya, Sumatera Barat mungkin biasa-biasa saja meskipun kenyataannya berbanding terbalik dan sebuah kenyataan bahwa Sumatera Barat menyimpan banyak destinasi Cantik dan membuat kita kangen seolah-olah ingin kembali kesana.

Dengan perasaan biasa-biasa seperti yang sudah saya katakan, saya terbang dari Jakarta menuju Bandara Internasional Minangkabau di Sumatera barat bersama Garuda. saya sempat tertidur karena ketenangan dan kenyamanan didalam pesawat. Ketika membuka mata, saya melihat hamparan awan dilangit sungguh membuat perasaan tenang dan nyaman. Sempat terbesit didalam hati, bahwa hamparan awan yang indah itu adalah sebuah pertanda bahwa trip kami ke Sumatera Barat kali ini merupakan trip yang akan menyenangkan.

Sesampainya  di Bandara Internasional Minangkabau, kami mendadak menyewa mobil sekalian supirnya yang banyak mangkal di sekitar bandara, dan tujuan kita pertama kali adalah mencari sarapan yang  tidak jauh dari sekita bandara.
Beberapa puluh meter setelah keluar dari Bandara Internasional Minangkabau,  kami menemukan warung  dengan menu soto dan ketupat sayur  serta hidangan telur rebus yang sudah ada diatas meja. Kebanyakan kami memesan soto dan tidak bisa dipungkiri bahwa sotonya sangat enak, perpaduan bumbu, takaran penyajian yang pas dan campuran dendeng daging yang kering menambah kelezatan serta keunikan dari hidangan soto ini.
Setelah sarapan, perjalanan kami mulai lagi dengan tujuan Danau Maninjau. Dalam perjalan menuju danau maninjau, kami sempat beberapa kali berhenti untuk mengambil foto-foto pemandangan alam yang indah, suasana yang asri dengan alam yang masih hijau dan perpaduan masyarakat lokal menjadikan kesan tersendiri.

Waktu sudah mendekati terik siang dan saatnya untuk makan, maka kami putuskan untuk mampir di warung Takana Juo, smp negeri tiku. Warung Takana juo ini sekilas mirip denga warung-warung biasa, tampilan sederhana dengan tiang-tiang penyangga yang terbuat dari kayu dan atap rumbiah membuat terkesan biasa sekali, akan tetapi melihat parkiran di sekitar penuh dengan mobil-mobil serta cerita bahwa warung takana juo selain murah, lezat dan banyak orang-orang penting yang sudah singgah di tempat ini.

Sungguh-sungguh dasyat masakan di warung takana juo ini, ikan-ikan lautnya masih segar-segar, rasa bumbunya pas dan serasi banget serta harganya murah banget, sehingga bisa saya ambil kesimpulan bahwa warung takana juo ini mempunyai masakan dengan cita rasa hotel mewah namun harganya murah semurah-murahnya.

Warung takana juo sudah kita tinggalkan dengan kesan masakannya yang begitu lezat, dan kami melesat menuju danau maninjau serta penasaran dengan kelok empat-empat yang menjadi rute event Tour De Singkarak.

Kami berhenti sebentar di danau Maninjau dan memutuskan untuk naik ke kelok empat-empat dengan rencana berhenti di warung kopi salah satu keloknya untuk menikmati pemandangan danau maninjau. Ternyata nama kelok empat empat adalah sebutan jalan yang menanjak dengan jumlah kelok sebanyak empat puluh empat yang menjadi rute dilewatinya peserta event Tour De Singkarak.

Dari kelok empat-emat kami menuju Bukit Lawang dimana kami bisa melihat hampir keseluruan hamparan Danau Maninjau dan sungguh menakjubkan, sayangnya kami datang agak kesorean sehingga agak kelihatan sepi dan paralayangnya juga sudah tutup, meskipun sudah tutup, saya merasa cukup terhibur dengan melihat indahnya danau maninjau dari bukit lawing


Belum puas merasakan keindahan danau Maninjau dari Bukit Lawang, kami semua harus segera ke Bukittinggih untuk beristirahat dan makan malam dengan menu spesial ayam pop.

Pagi setelah istirahat di Bukittinggi, kami langsung bergegas menuju Lembah Harau dan dalam perjalanan, kami mampir ke jam Gadang
Selain Jam Gadang, sebenarnya ada beberapa objek wisata yang ada di Bukit Tinggih, seperti Goa Jepang dan lainnya, hanya saja waktu kami yang sangat terbatas, sehingga kami hanya singgah di Jsm Gadang saja untuk jalan-jalan sebentar diantara kerumunan warga local dan para wisatawan lainnya dan di jam gadang ini juga saya cuman sebentar sekali, karena kami harus bergegas menuju ke destenasi berikutnya.

Lembah Harau, sungguh keajaiban alam yang diciptakan Tuhan sebagai pertanda bahwa Tuhan maha Kuasa dan maha pemura, dengan segala kemurahannya, tuhan menciptakan jajaran bukit denganpemandangan indah bernama Lembah Harau.

Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter.


Suasananya segar dengan berbagai macam tumbuhan dan bebatuhan raksasa. bersepeda merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan di Lembah harau karena mempunyai nilai petualangan yang sangat mengagumkan.

Belum lagi tempatnya dilalui beberapa buah sungai yang jernih dan beberapa air terjun yang membuat kita benar-benar merasakan suasana segar

Dilembah Harau ini kami berpetualang dan menjelajah kebanyak tempat meskipun tidak ke semua tempat. Tiada kata lain selain indah, indah dan sunggu indah

Tak terasa sudah dua hari di Lembah Harau dan terasa begitu kurang, tapi mau tidak mau kami harus berangkat ke Air manis Kota Padang. Dada semakin berdebar-debar �ada destinasi yang menakjubkan apalagi di padang� fikirku didalam hati

Perjalan ke padang sedikit sedih, karena saya begitu kurang puas menikmati Lembah Harau, tapi kesedihan saya sedikit terobati dengan melihat berbagai macam pemandangan indah, bahkan kami sempat beberapa kali berhenti untuk memotret-motret pemandangan Sumatera Barat diantaranya Kelok Sembilan.


 Bangunan megah arcitektur di Sumatera Barat
Saat dalam perjalanan Menuju ke Kota Padang, kita sempat beristirahat disamping jalan dan aq iseng ngambil foto-foto menarik jreng-jreeeeeng foto kerbau hehehehe
Perjalannanlanjut lagi ke Istana Pagaruyung, kebetulan suasana di Istana Pagaruyung ramai sekali karena ada acara, dan istananya sungguh megah
Sesampainya di kota Padang, kami tidak langsung ke villa air manis, kita mampir di sate padang Nira, dan sumpah, memang gak rugi mampir di warung ini, satenya enak dan gurih, serta racikan bumbunya pas. Perjalanan kami mulai lagi tapi tidak langsung ke Villa Air Manis, melainkan kami tergoda oleh cerita semerbak harumnya durian Sumatera Barat, maka kami mampir mencari durian dan sungguh tidak saya sangka kalo durian Sumatera Barat begitu manis dan lezat hemmmmmmm �Memang Tuhan menciptakan durian untuk kebahagiaan umat manusia� belum lagi ditambah ketan dan semakin dasyat sehingga malam itu kami bisa ditur pulas dan mimpi indah.


Hari terakir kami di Sumatera Barat dengan perjalanan Island Hopping menuju pulau-pulau indah di kecamatan Bungus Teluk Kabung, kota Padang. Tujuan kita adalah pulau sekuai, tapi kami beberapa kali mampir di beberapa pulau karena selain pulau dikuai banyak pulau-pulau yang berdekatan yang sangat indah, meskipun tidak semua pulau kami singgahin karena alasan waktu. Pulau yang pertama kali kami singgahin adalah pulau Pasumpahan, dengan air yang jerni dan beberapa prahu tradisiobnal nelayan bertengger untuk membetulkan jaring.

selanjutnya kami berhenti disebuah pulau yang saya lupa menanyakan nama pulaunya, yang saya tau disana banyak buah kelapa. Dan disana pula kami makan siang dengan makanan sari laut dan bumbu khas Sumatera Barat, kegiatan kami isi dengan renang, mengambil foto dan video. 

Sesaat itu kami pindah di sebuah pulau bernama Pulau Pamisahan yang pasirnya putih bersih dan yang terakhir kami bermain di pulau Sekuai yang keindahan sudah terkoyak tapi tetap menampilkan keindahan alam yang patut untuk kita datangi dan  begitu banyakpengalamannya sulit saya ceritakan dan sebaiknya anda kesana.

Balik lagi ke Puncak Air Manise, mendaki sampai puncak dan dari puncak melihat pantai malinkundang, dengan memakai peralatan lengkap Paragliding, kami satu persatu meloncat di temani pemandu paragliding.
melompat dari ketinggian menujuh ke bawah dan teriak KEEEEREEEENNNNNNN

Nanti ke Sumatera Barat lagi Aaaahhhh

Jumat, 12 September 2014

Angkringan Sego Kucing

Posted By: Brian Aryanto - 08.49

Sudah lama mas-mas angkringan langganan saya tidak jualan lagi, terkadang kalau malam saya sering nongkrong di Angkringan Sego Kucing ini, tepatnya di kota Tangerang Selatan yang masuk wilayah Propinsi Banten dan boleh juga dibilang perbatasan antara Banten dan Jakarta Selatan karena saking dekatnya, yaaaa kira-kira selemparan kancut sudah sampai, bahkan kalo kesandungpun langsung masuk wilayah Jakarta selatan. Dengan beberapa bangku dan lesehan khas angkringan, saya nongkrong untuk menikmati wedang jahe, yaa selain wedang jahe juga msih banyak menu camilan lainnya seperti sate daging, sate telor puyuh, sate kikil, tempe bacem, tahu bacem, uli bakar, tahu isi, dan banyak lagi macamnya.

Angkringan ini terasa menyenangkan bagi saya, dengan lampu yang temaram, masakan yang enak dan susu jahe dengan aroma segar serta tempatnya nyaman.

Oh iya, satu lagi... sambelnyaa maknyus banget. 

Senin, 08 September 2014

Pulau Tunda

Posted By: Brian Aryanto - 19.11
Pagi itu terasa salah tingkah dan andrenealin terpacu bersemangat di Pelabuhan Karang Antu Banten, menunggu persiapan kapal yang akan berlayar menuju Pulau Tunda, pulau yang sudah saya idam-idamkan, sembari menunggu persiapan kapal selesai, saya menyempatkan diri memotret kapal-kapal yang merapat ke pelabuhan Karangantu sambil bercakap-cakap dengan penduduk lokal yang ramah-ramah dan baik hati. Penduduk lokal setempat menceritakan mengenai pelabuhan Karangantu dan tempat-tempat bersejarah di Banten, wow keren juga ni bapak, sayang saya sudah lupa dengan nama beliau hehehe.

Tidak terasa sudah berapa lama kita di atas kapal, kami bercanda tertawa satu sama lainnya, sambil makan cemilan yang sudah disiapkan dari awal, salah satunya adalah rujak manis, heem baru kali ini rasanya makan rujak diatas kapal, terasa pedas, asam, asin dan manis beserta tiupan angin bercampur dengan guncangan-guncangan pelan akibat sensasi diatas laut huuuuuhhhff sexi sekaliii hehehe.

Tidak berapa lama kamipun berhenti kurang lebih 20 meter dari bibir pantai pulau Tunda, dengan wajah dan muka bego saya bertanya-tanya "ooh kita berhenti disini yaa? kita mau snorkling disini ya?" hehehe padahal dalam hati sudah melonjak kegirangan karena melihat terumbu karang dari atas kapal sangat cantik-cantik dan terhampar air biru yang jernih serta pemandangan pulau yang tampak hijau di sekitarnya

susah diungkapkan untuk keindahan bawah laut Pulau tunda, banyak ikan bergerombol dan terumbuh karang dengan segala bentuk, mulai dari yang besar maupun yang kecil, dari yang sehat maupun yang mati.
Namun masih saya acungi jempol bahwa terumbu karang didaerah sekitar Pulau tunda masih terawat, ini merupakan sebuah pertanda bahwa dedikasi masyarakat setempat dalam merawat kekayaan alam laut masih tinggi, saya juga tidak melihat sampah di laut, jadi baiklah, ini snorkling yang sangat menyenangkan. Saya merasa gemes dengan ikan-ikan yang ada,
Kebanyakan dari ikan-ikan yang ada masih malu-malu, jarang ada yang mau mendekat dengan kita meskipun sudah kita kasih makan, tapi giliran kita sudah pergi, mereka pada ngerubutin #makanannya, ini merupakan sebuah tanda baik, berarti ikan-ikan disini belum terbiasa dengan pendatang yang berarti tingkat kunjungan pendatang yang bercengkramah dengan si ikan masih sedang-sedang saja atau bisa jadi sih ikan trauma dengan orang-orang yang snorkling dan menginjak-injak terumbu karangnya hehehe "#gak #penting".
Oh iya, katanya kalo pas bulan-bulan antara Juli hingga September banyak lumba-lumba yang terlihat diarea perairan Pulau Tunda, ikan lumbah-lumbah itu seolah-olah mengitari pulau.


Pulau Tunda  yang secara administratif merupakan sebuah pulau yang masuk dalam wilayah Kabupaten Serang, Propinsi Banten dan terletak di Laut Jawa, sebalah Utara Banten. Di pulau Tunda ini hanya terdapat satu Desa yakni Desa Wargasara yang terdiri dari dua kampung, Kampung Barat dan Kampung Timur, lumayan juga kalo kita mau menjelajah dua kampung tersebut.

Berikut hidangan makanan di Pulau Tunda, masakannya enak dan didominasi oleh ikan-ikan segar, setiba kami setelah snorkeling langsung disambut oleh kelapa muda yang rasanya manis dan airnya segar sambil di temani jajanan khas Pulau Tunda, kalo gak salah ingat nama makanannya adalah kue Bontot, kue yang gurih ditambah cocolan sambal kacang sehingga tambah nikmat, heem muantap. Istimewanya lagi, meskipun lokasi kampung dekat dengan pantai, sumur-sumur di pulau ini memiliki air yang tidak asin, kemungkinan karena banyak tumbuhan dan pohon bakau sehingga bisa menetralisir air laut, sehingga bermanfaat untuk konsumsi sehari-hari dan lebih asiknya, anda tak perlu repot untuk berbilas sehabis senorkeling

Selain snorkeling Pulau Tunda juga menjadi tempat yang keren untuk memancing, suatau hari nanti kao saya kepulau Tunda lagi akan diajak mancing sama bang Ocid, penduduk asli Pulau Tunda yang keren abis. kata beliau Ikannya gede-gede dan masih segar serta hasil tangkapan bisa langsung dibakar dan nikmati langsung.

Setelah makan dan sedikit berkeliling-keliling Pulau, saya menemukan beberap anak yang asyik main main di pesisir pantai, riang gembira berloncatan dari atas kapal
Akomodasi
Saat berkeliling, saya belum belum menemukan adanya penginapan atau hotel di Pulau Tunda namun setelah bertanya-tanya ternyata ada homestay milik penduduk lokal yang bisa disewa dan dengan maraknya wisata Pulau Tunda, maka sudah bermunculan beberapa penginapan sederhana yang cukup nyaman. Harga penginapan untuk per malam adalah Rp300-500 ribu. Satu penginapan dapat menampung hingga 25 orang. Makanan dapat disediakan juga oleh penduduk setempat dengan biaya tambahan.

Uniknya lagi, di Pulau Tunda ada pengrajin pembuat kapalnya juga lhoo, kapal kapal itu terbuat dari kayu, dan pengrajin pada saat itu sedang membuat dua sampai dengan tiga kapal kayu yang ada di pulau Tunda
Pulau Tunda, Meskipun sebuah daerah terpencil, Pulau ini memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa, baik lingkungan maupun alamnya. Oleh karena itu, Pulau Tunda ini layak dimasukan kedalam tujuan wisata yang harus anda kunjungi di Banten.
Transportasi
Dari Jakarta dengan perjalanan darat Anda dapat mengarahkan perjalanan melalui Tol Kebon Jeruk-Merak untuk kemudian keluar di pintu Tol Serang Timur dan dilanjutkan perjalanan ke dermaga Karangantu. DI sana Anda dapat menyewa perahu dari Palabuhan Karangantu. Perahu berkapasitas maksimal 25 penumpang itu tarifnya Rp2,5-3 juta untuk perjalanan pulang pergi.

Tak terasa sudah sore, dan waktunya kembali pulang, dengan cukup puas, perjalanan pulang kami ke dermaga Karangantu ditemani senja dan berpapasan dengan dengan kapal-kapal yang lain

PULAU TUNDAAAAA, AKU KAN KEMBALI LAGIIII

Curug Cigamea

Posted By: Brian Aryanto - 07.53
Terlepas dari derita asap dan debu kota, saatnya untuk bernafas dengan sejuknya udara dan hawa murni air terjun dan pegunungan, penad dengan suara bising kendaraan dan hiruk pikuk kepadatan penduduk, maka sudah saatnya untuk memanjakan diri dengan suara alam, gemercik air dan hembusan udara segar, Curug Cigamea satu dari beberapa tempat yang menyejukkan, terdiri dari dua air terjun utama yang memiliki ciri khas tersendiri. Air terjun pertama lebih dekat dengan jalan masuk, dengan karakter tebing lebih curam dan didominasi bebatuan hitam.  Kubangan kolam yang menampung limpahan air yang berada dibawahnya tidak terlalu luas dan dalam serta dikelilingi bongkahan batu hitam yang besar-besar sehingga tidak bisa digunakan untuk berenang dan hanya cocok buat berendam dan basah-basahan menikmati percikan guyuran air yang mendarat ke kubangan kolam.
 Sementara air terjun kedua berjarak -+30 meter dari air terjun pertama dan berada di celah tebing.   Air terjun kedua ini memiliki tumpahan air yang cukup deras dibandingkan air terjun yang pertama.  kubangan kolam limpahan air yang ada di bawah air terjun kedua ini lumayan luas dengan warna air yang biru kehijau-hijauan di bagian tengah kolam menandakan bagian tersebut cukup dalam. Dulu sebelum ada papan larangan buntuk berenang, saya sering kali berenang sampai menyentuh tembih aliran air yang jatuh menghujam kebawah dan saya rasa volume air berubah ubah-ubah saat beberapa kali berenang di hari waktu yang berbeda. Pernah saya rasakan sampai tinggi se kepala yaitu kurang lebih 1,75 m dan pernah juga kurang lebih 2,5 m yaaa bisah jadi tergantung musim. Saat ada papan larangan untuk berenang, maka saya tidak berani berenang lagi dan hanya main-main di sampingnya.

Curug ini berada di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) di kaki Gunung Salak di bawah naungan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).  Di kawasan ini terdapat juga beberapa curug lain.

Lokasi

Terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 6� 41' 40.30" S  106� 41' 8.48" E

 Aksesbilitas

Dari Pintu Gerbang Kawasan Wisata Gunung Salak Endah.  Selanjutnya dari pintu gerbang ini berjarak lebih kurang 4 km hingga tiba di pintu masuk Curug Cigamea.  Dari pintu masuk ini dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan berundak seperti anak tangga yang sudah cukup baik dengan menuruni lembah -+ 350 m atau -+25 menit dengan berjalan santai hingga tiba di lokasi Curug Ngumpet.
Di sepanjang jalan ada beberapa warung-warung penjual makannan dan souvenir serta adapula penginapan dan tempat peristirahatan. terkadang di perjalanan akan dijumpai beberapa ekor monyet yang biasanya mendekat untuk minta makanan.

Ada empat jalur yang bisa digunakan untuk menuju kawasan Salak Endah.  Pertama adalah jalur Cemplang (Cibungbulang)-Pamijahan-Salak Endah, kemudian ada jalur Cikampak-Salak Endah, Cibatok-Salak Endah dan terakhir jalur Tamansari-Gunung Bunder-Salak Endah. Umumnya jalur pertama lebih banyak dilalui, hal ini dikarenakan memiliki jarak dan waktu tempuh terpendek dari jalan raya Bogor-Leuwiliang. Selain itu, kondisi fisik jalan di jalur ini lebih bagus dan tidak berkelok-kelok.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari Bogor (Terminal Barangsiang) naik angkot 03 jurusan Bubulak, kemudian disambung dengan angkot lagi ke jurusan Leuwiliang.  Turun di pertigaan Cibatok atau Cibungbulang, lalu naik angkot lagi ke jurusan Gunung Picung hingga perhentian terakhir angkot.  Dari perhentian terakhir angkot tersebut perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki atau naik ojek ke pintu gerbang (pos jaga) Wana Wisata Gunung Salak Endah.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp.3500 per orang.  Sedangkan tiket masuk ke kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) adalah Rp 7000 per orang termasuk kendaraan roda dua.
Nb: Harga sewaktu-waktu bisa berubah

Fasilitas dan Akomodasi

Banyak tersedia tempat penginapan dan warung di kawasan ini.

Rabu, 20 Agustus 2014

Hotel Bersubsidi di Jakarta

Posted By: Brian Aryanto - 22.00
Hotel Bersubsidi di Jakarta
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta memiliki hotel bersubsidi yang dibangun dengan misi sosial, yakni memfasilitasi remaja dan anak-anak yang ingin berwisata ke ibukota. Hotel tersebut bernama Graha Wisata, terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan GOR Ragunan. Masing-masing hotel memiliki daya tampung 300 dan 326 orang.

Sesuai dengan target pasar, tarif hotel dipatok dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp25 ribu per orang untuk pelajar dan mahasiswa, serta Rp50rb untuk umum. Ada dua jenis kamar yang tersedia, yaitu kamar standar dengan kapasitas 2-3 orang dan kamar barak yang bisa memuat 22-24 orang.


"Meskipun harganya murah, bukan berarti kami tidak mengutamakan fasilitas. Di dalam kamar standar terdapat AC, televisi dan kamar mandi, kami juga menyediakan akses internet," kata Isti Hendrati, Kepala Unit Pengelola Graha Wisata kepada Indonesia.travel, Jum'at (4/7).

Fasilitas lain yang diberikan Hotel Graha Wisata adalah ruang pertemuan yang mampu menampung 50-150 orang, biayanya Rp200 ribu per 8 jam untuk pelajar dan mahasiswa, serta Rp400 ribu per 8 jam untuk umum.

Penginapan ini sering digunakan untuk widya wisata, lokakarya, seminar, rapat dan pelatihan. Menurut Isti Hendrati, tamu yang datang mencakup dari seluruh provinsi di Indonesia, Jawa Tengah berada di peringkat paling atas. Terkadang, ada juga tamu yang datang dari luar negeri seperti Malaysia.

Hotel Graha Wisata dibangun pada 1974 oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, di empat kawasan wisata sekaligus yaitu TMII, Ragunan, Kuningan dan Ancol. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Hotel Graha Wisata di Ancol tidak lagi beroperasi, sedangkan yang terletak di Kuningan dijadikan kompleks Diklat DKI.

Di usianya yang menyentuh angka 40, Hotel Graha Wisata terus menyesuaikan diri dengan perkembangan hotel saat ini. Selain melakukan revitalisasi untuk meningkatkan fasilitas, pelayanan pun diutamakan. Karyawan-karyawan yang bertugas diberikan pelatihan khusus dan disertifikasi terlebih dahulu.

"Yang menginap selalu kembali ke sini, bahkan mereka merekomendasikan Hotel Graha Wisata kepada teman-temannya. Kontribusi dari hotel ini juga banyak bagi pariwisata, tamu-tamu tidak hanya menginap, tapi juga belanja, kuliner dan memasuki membeli tiket kawasan wisata," lanjut Isti Herdati.

Untuk ke depannya, Isti berharap bahwa Hotel Graha Wisata dapat dikenal oleh lebih banyak orang, serta mendirikan beberapa hotel lagi di kawasan-kawasan wisata lainnya. (Laras/Him | www.indonesia.travel)

Silakan hubungi pihak berikut untuk informasi dan keterangan.
Graha Wisata Ragunan
Jalan Harsono RM, Komplek Gor Jayaraya Ragunan, Ragunan, Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12550, Jakarta
Telp: (021) 7806540; 7812147

Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah
Jalan Pondok Gede Kompl Taman Mini Indonesia Indah
Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur
Telp: (021) 8400270; 8409289
Website: www.grahawisatajakarta.com

Graha Wisata Kuningan
Jalan HR Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan
Telp:  (021)5256922;5256930

Minggu, 17 Agustus 2014

Cisadane

Posted By: Brian Aryanto - 08.07

"Sungai Cisadane, pada masanya pernah menjadi urat nadi transportasi dan Kehidupan, memberi ruang dan kemudahan dalam berpindah maupun bernafkah"

Pagi itu suasana cerah ditemani matahari yang sedikit malu-malu tersenyum, dengan berbincang ringan dan bercanda tawa sayapun mengobrol dengan dua blogger kawakan yaitu mas Wira Nurmansya dan mas Tekno Bolang sembari sarapan soto yang dijual di samping jalan sungai Cisadane, sotonya enak banget.

Acara kita hari ini adalah mau jalan-jalan menyusuri Sungai Cisadane dan sekitarnya, sambil menunggu teman kita satunya lagi yaitu kakak Indri, seorang blogger perempuan yang masih dalam perjalanan dari Depok menuju Tangerang

Tak terasa suasana sarapanpun berlalu, soto dan minumannya sudah habis kita lahap, tak lama kemudian datanglah kak Indri dengan setelan serba Hijau cantik hehehe. setelah beberapa menit berkenalan dan mengobrol ringan, maka kami putuskan untuk naik kapal, kebetulan kami juga didampingi bapak-bapak yang dari tadi sudah ngobrol dengan kami waktu sarapan sambil bapak-bapak itu menawarkan sewa Kapal perahu, setelah kita berempat ngobrol-ngobrol ringan, maka kami putuskan untuk susur sungai Cisadane dengan kapal perahu. 

Satu-persatu kami masuk ke perahu dengan sedikit mengimbangi goncangan yang terjadi, karena kami mulai menaiki perahu dan sontak perahunya pun berguncang, mungkin karena badan kita yang besar-besar. Dengan tenang  kami duduk manis secara perlahan-lahan dan Si bapak pengayuh kapal mulai mengayuh dengan dayung perahunya. 

Kapal perahu ini bukan merupakan perahu wisata, hanya sebagai sarana transportasi penyebrang penduduk setempat dan sebagai sarana ibadah bagi warga Tionghoa yang ingin beribadah dengan melepaskan hewan hidup ke sungai seperti ikan lele atau kura-kura, sehingga wisatawan merupakan rejeki tambahan bagi bapak-bapak yang nyewain kapal. Meskipun saya tidak melihat adanya pelampung dan alat keselamatan lainnya tapi sekilas terlihat secara keseluruhan aman, toh kalo kapal tenggelampun saya kira akan banyak yang menolong, dikarenakan suasana di pinggir dan di tepi-tepi dungai cisadane tergolong rame.

Oh iya, waktu itu kapal yang kita naikin bocor, meskipun kita semua bisa berenang, tapi bagaimana dengan kamera dan barang-barang kami lainnya? tapi berbeda dengan bapak yang mengendalikan kapalnya, beliau bilang bahwa kapalnya bocor dengan nada santai seolah tidak terjadi apa-apa, sedikit kami kaget tapi melihat suasana yang biasa-biasa saja, sayapun juga santai.

Dengan mengayuh dayungnya, si bapak bilang "kapalnya bocor jadi kita menepi ganti kapal dulu yaaa" kata si bapak dengan wajah santai kayak ditepi pantai hehehe

Tidak lama kemudian kami ganti kapal sembari melihat bapak-bapak lainnya yang lagi ngerumpi dan aktifitas ibu-ibu di samping sungai 
susur sungai Cisadane kita, bisa dibilang sebagian dan tidak menyeluruh, tapi sudah banyak hal yang kita dapatkan.  Mulai dari sekelumit kegiatan dari warga kampung bantaran Sungai Cisadane maupun alam dan mahluk hidup lainnya.

sekelompok anak bermain di tepi sungai dan ada ibu-ibu yang memberi makan ternak ayam-ayamnya. Di sudut lain terlihat gadis remaja yang mencuci pakaiannya meskipun boleh dibilang kualitas air sungai Cisadane kurang bagus, tapi mungkin itulah yang bisa mereka hadapi.

disisi lain ada beberapa kelompok bapak-bapak yang sedang memancing ikan dan ketepatan pula ada yang dapat ikan, sontak saya bilang "itu ada yang dapat" dan sih bapak pengayuh kapal bilang "sepertinya ikan lele"

perlahan kapal kami menyusuri sungai dan disekitar kapal kita beberapa kali ada ikan yang meloncat serta banyak terlihat ikan sapu-sapu serta di tepian sungai tadi juga banyak terlihat kecebong dan juga kata bapak pengayuh kapal juga masih banyak ikan gabus, jadi menandakan bahwa nilai ekologi sungai Cisadane ini masih lumayan cukup bagus dan semoga semakin bagus apalagi melihat sungainya yang tenang dan tidak terlalu banyak sampah sehingga memberi gambaran taraf kesadaran hidup masyarakat di bantaran sungai sungai Cisadane sudah mulai bagus. 
Akhirnya kami harus menepi ke dermaga pertama kali kami naik yaitu dermaga di sisi timur dengan bangunan yang tersusun rapi dan bantaran kali dengan tanggul beton pas disisih jalan raya. ketika mendarat saya melihat lagi aliran sungai yang kita susuri, terlihat sisi barat sungai dengan perpaduan rumah dan tumbuh-tumbuhan yang masih tampak hijau serta air sungai pun langsung bertemu dengan tepian tanah merah daratan warga bantaran sungai Cisadane sebelah timur

Setelah mendarat didermaga, kami melanjutkan untuk jalan jalan ke Kuil Boen Tek Bio dan museum sekalian belanja karena dekat pasar. 
Dalam perjalanan pulang saya hanya terngiang, seandainya Cisadane bisa dikembangkan lagi menjadi area wisata, kama akan banyak warga secara ekonomi akan terangkat.

Ada yang berminat susur Sungai Cisadane? Kalau ada waktu dan sempat Ayuuuuk ajak saya dan bareng-bareng lagi! Siapa tahu banyak hal-hal yang bisa kita temukan. 



Senin, 14 Juli 2014

Kareta Karaton Ngayogyakarta

Posted By: Brian Aryanto - 00.02
Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta

Kereta Kyai Jolo Doro


Kereta Kyai Roto Biru


Kereta Kyai Rejo Pawoko


Kereta Landower


Kereta Premili


Kereta Kus No:10


Kereta Kapulitin

Kereta Kyai Kutha Kaharjo


Kereta Kus Gading



Kereta Kyai Puspoko Manik



Kereta Kyai Mondro Juwolo



Kereta Kanjeng Nyai Jimad



Kereta Kyai Manik Retno


Kereta Kyai Garudo Yeksa




Kereta Kyai Wimono Putro




Kereta Kyai Harsunaba


Kereta Kyai Jetayu



Copyright © 2013 FINIA.CO.ID™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.